Langsung ke konten utama

"Sehari Bersama Mereka: Menebar Cinta dan Kebahagian"


Suara tawa dan keceriaan mengalun dikala kami tiba ditempat mereka. Hari itu bukan hari biasa, kami datang dengan hati yang penuh semangat, membawa misi sederhana: berbagi cinta, menyebar kebahagiaan, dan menanamkan keteladanan lewat kisah-kisah inspiratif Nabi Ulul Azmi.



Kegiatan dimulai dengan saya yang berada didepan mereka membawa sebuah gambar tentang kisah para Nabi Ulul Azmi. Mereka dengan mata berbinar menyimak saat satu per satu kisah yang disampaikan. Keteguhan Nabi Nuh dalam menghadapi umatnya yang membangkang, tentang kesabaran luar biasa Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah, tentang semangat Nabi Musa yang tak gentar menghadapi Fira'un, tentang kesabaran dan keteguhan hati Nabi Isa, hingga keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan umat manusia.

Setiap kisah disampaikan dengan gaya interaktif, dilengkapi gambar, dan pertanyaan-pertanyaan ringan agar mereka bisa ikut terlibat. Tak sedikit dari mereka yang mengangkat tangan, berlomba menjawab, bahkan menambahkan pendapat dengan polos dan tulus.

Setelah kisah yang nmenggugah hati, suasana pun berubah menjadi lebih ceria. Kami mengajak mereka bermain games sederhana namun penuh makna. ada tebak gambar dan games konsentrasi. tawa pun pecah, persahabatan tumbuh, dan pelukan kecil tak jarang terasa di sela permainan.

Tak hanya mereka yang belajar hari itu, tapi kami pun pulang dengan hati yang lebih kaya. Betapa indahnya berbagi waktu dan perhatian. Sehari bersama mereka adalah pengingat bahwa kebahagian tak selalu tentang materi, tapi tentang kehadiran, inta dan ketulusan.

Hari itu, aku belajar satu hal penting dalam hidup: menebar cinta dan kebahagiaan tak membutuhkan banyak hal, cukup hati yang terbuka, niat yang tulus, dan waktu yang berkualitas. 

Salam hangat untuk kita semua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Perjalanan Karier Rony Parulian: Dari Panggung Audisi ke Album Pertama"

  Rony Parulian baru saja meliris album pertamanya yang berjudul “Rahasia Pertama” yang liris pada 02  mei 2025, dengan delapan lagu yang akan hadir pada album pertamanya. Rony Parulian lelaki asal jakarta kelahiran 09 juni 2001. Ia memulai karier tarik suara sejak usia dini dengan bergabung dalam grup vokal Golan Junior yang menyanyikan lagu batak. Ia juga pernah mengikuti idola cilik musim 4, namun gagal di tahap audisi. Perjalanannya tidak sampai situ saja di dunia musik ia kembali saat berusia 17 tahun dengan mengikuti ajang indonesia idol dimulai dari indonesia idol (musim 9), indonesia idol (musim10), indonesia idol (musim 11). Tetapi semuanya belum membuahkan hasil. Kemudian ia memutuskan untuk mengikuti kembali ajang indonesia idol (musim 12), hingga berhasil keluar sebagai juara ketiga dan bergabung dengan label Universal Music Indonesia. Dalam perjalanan yang berliku-liku hingga akhirnya ia dapat memiliki album pertamanya dengan judul Rahasia Pertama “Album ini semac...

"Ketika Kenangan Menjadi Luka: Mengenali dan Mengatasi Trauma di Masa Remaja"

Masa remaja adalah fase penting dalam kehidupan, penuh dengan pencarian jati diri dan dinamika emosi. Di balik senyum ceria seorang remaja, seringkali tersembunyi luka batin yang muncul dari pengalaman menyakitkan. Kisah seorang remaja perempuan yang memutuskan merantau sejak duduk di bangku SMP menjadi contoh nyata bagaimana satu keputusan besar bisa menghadirkan perjalanan emosional yang tidak mudah.  Ia memilih tinggal jauh dari orang tua, demi menuntut ilmu dan membangun kemandirian. Namun, tinggal di lingkungan keluarga besar ternyata tak sehangat yang dibayangkan. Ia merasa tidak diperlakukan setara dengan lainnya, seolah selalu ada jarak yang tak kasat mata. Perasaan terasing dan tertekan perlahan mengikis semangatnya. Merasa tak lagi nyaman, ia memutuskan untuk pindah ke asrama saat masuk SMA. Harapannya sederhana untuk menemukan tempat di mana ia bisa merasa lebih bebas dan tenang. Tapi kehidupan di asrama juga tak luput dari tantangan. Ketika teman-teman lain mendapat kun...

Datang dan Pergi

  Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya. ya, kalimat itu selalu terdengar di akhir perpisahan menjadi penutup yang manis bagi cerita yang kadang pahit. Pertemanan yang tak pernah abadi selalu aku rasakan. Kehidupan yang berpindah-pindah membuatku tak pernah menemukan teman yang selalu hadir di sampingku. Aku terbiasa membentuk ikatan cepat, lalu merelakannya lebih cepat lagi. semacam siklus tak berujung yang membuatku mahir beradaptasi, namun lelah secara emosional. Aku memang mengenali banyak orang, tapi tak semuanya menganggapku teman. Mungkin bagiku aku hanyalah latar belakang dari cerita yang sedang mereka jalani. Aku hadir saat dibutuhkan, menjadi telinga saat mereka ingin bersandar. tapi ketika semua kembali baik-baik saja, aku sering kali dilupakan seperti debu di buku yang hanya dibuka saat diperlukan. Sering aku bertanya pada diri sendiri, pakah aku terlalu tersedia? Terlalu mudah percaya, terlalu mudah memberi? Tapi disisi lain, aku juga tahu, itu adalah bagi...