Kesendirian yang sangat menyakitkan dimana tidak ada uluran tangan saat ia terjatuh. Lelah, yah kata itu selalu terucap pada mulutnya. Lelah dengan segala hal yang menimpa pada sosok perempuan dengan banyak beban di pundaknya. Ia selalu menjadi sandaran dikala orang sekitar sedang jatuh, tapi saat dia terjatuh ia bersandar kepada siapa?
Dia berada pada kesunyian yang menyelimuti dirinya. Tapi ditengah sunyi terdapat banyak sekali kebesingan yang berada dikepala. Hidup terkadang memang suka bercanda bahkan bercanda dengan berlebihan. Kegagalan, perpisahan, hinaan, dan tekanan selalu saja ia rasakan. Memilih untuk menyerah terkadang sesuatu yang dirasa sangat bodoh lalu ia memilih untuk bertahan demi secangkir kopi yang bisa sedikit menyembuhkan luka.
terlalu banyak mimpi yang ia genggam, terlalu banyak harapan yang ia terima, sungguh apakah ia akan kuat dengan semuanya? namun meski seperti itu, ia tetap melangkah, meski langkahnya terseok-seok, dan meski tangisnya kerap tertahan di balik senyumannya. Dunia seolah tak memberikan ruang nafas untuknya. Setiap pagi disambut oleh kekecewaan baru dan setiap malam akan diakhiri dengan doa-doa yang semakin lirih. Tapi ia tahu, menyerah bukanlah pilihan, karena ada jiwa-jiwa yang bergantung pada keberadaannya, dan ada cerita-cerita yang belum selesai ia tulis.
Terkadang dalam diamnya, ia berbicara dengan dirinya sendiri, mencari-cari sisa semangat yang mungkin masih tesembunyi di balik lukanya. Ia tahu bahwa hidup akan selalu ramah, tapi ia pun percaya bahwa badai tak selamanya menetap. Walau sering merasa tak dihargai, walau sering merasa tak dipahami, ia tetap memeluk harapan. Ia menyadari bahwa menjadi kuat bukan berarti tak pernah rapuh, tapi mampu berdiri kembali meski sempat jatuh berkali-kali. Ia bukan tokoh utama dalam cerita orang lain, namum dalam kisah hidupnya sendiri ia adalah pahlawan yang tak pernah berhenti berjuang. dan meskipun hari ini masih gelap, ia yakin suatu saat fajar akan datang, membawa cahaya baru untuk hati yang lelah.
Komentar
Posting Komentar